-->

TENTANG BLOG

"Blog Tentang Pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, peternakan, perikanan, atau bertani di pekarangan rumah/ urban farming, hidroponik, vertikultur, minaponik, dll"

ARTIKEL TERBARU

By Kartono Farmer (085745135415). Diberdayakan oleh Blogger.
Bimtek Pengelolaan Kesubuhan Lahan, Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian Lamongan

On Maret 12, 2020

Bimtek Pengelolaan Kesubuhan Lahan, Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian Lamongan

Penggunaan benih yang unggul dan pemupukan berimbang merupakan 2 komponen utama dalam peningkatan produktivitas tanaman padi di wilayah  IPDMIP.
Agar penyuluh pendamping dan petani dapat menerapkan pemupukan berimbang, maka Program IPDMIP Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan memberikan bimbingan teknis pengelolaan kesuburan tanah dengan menggunakan Perangkat uji tanah sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Pupuk (PUP) pada kamis (12/3/2020).

Bimbingan teknis pengelolaan kesuburan Lahan ini dilaksanakan di BPP Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, serta diikuti oleh 10 BPP dan 42 orang yang terdiri dari 10 Koordinator Penyuluh, 22 Penyuluh pendamping & Pendamping IPDMIP dan 10 Penyuluh swadaya. Bimtek kali ini diisi oleh pemateri/ pelatih dari BPSDM Pusat dan Pusat Penelitian Tanah.  
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dinas TPHP) Kabupaten Lamongan, Rudjito, SP, MMA menyampaikan “Alhamdulillah saat ini provitas Padi dan Jagung Kabupaten Lamongan masih tertinggi di Jawa Timur, saat ini Provitas Jagung mencapai 10,1 ton/ Ha dan Padi mencapai 7,1 ton/Ha. Bahkan di Lamongan saat ini mengembangkan padi hibrida di lahan tadah hujan bagian selatan Lamongan seluas 20.000 Ha”
“Kalau inovasi jagung Lamongan tahun 2019 masuk top 99, kali ini Inovasi MTS (manajemen tanaman sehat) Lamongan sudah masuk 25 besar di Jawa Timus dan diusulkan masuk top 99 juga”, Lanjut Rudjito.
“Dari beberapa hasil penelitian, kandungan  bahan organik atau C organik tanah di Lamongan dibawah 2%, menyebabkan kebutuhan pupuk an organik semakin tahun semakin meningkat” Terang Kepala Dinas yang juga pernah jadi Penyuluh Pertanian ini.
Lebih lanjut Kepala Dinas TPHP berharap besar kepada generasi milenial. Kita ciptaan pertanian yang bisa menarik minat generasi milenial. Karena saat ini adalah perang energi dan pangan, kalau bisa menguasainya akan menjadi pemenang.
Diakhir sambutannya kepala Dinas TPHP menyampaikan “ kami berharap setelah pelatihan ini peserta bisa mendeteksi kandungan hara tanah dan bisa memberikan rekomendasikan pemupukan yang sesuai. Silahkan pelatihan ini diikuti dengan sungguh-sungguh dan diupayakan ilmu yang didapat hari ini bia ditularkan kepada teman-teman yang lain yang belum bisa mengikuti pelatihan ini”  
Dalam Bimtek ini setiap BPP langsung diberikan  alat PUTS dan PUP, secara simbolis Penyerahan dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Dan alat langsung bisa diaplikasi untuk mengukur kandungan hara tanah dan kandungan pupuk. Dengan PUTS petani akan megetahui kandungan pupuk dalam tanah dan rekomendasi pemupukan yang bisa dilaksanakan petani. Dengan PUP diharapkan petani bisa mendeteksi ini pupuk asli apa palsu ya?.  

Materi yang disampaikan diantaranya adalah: Pemupukan, Kebutuhan hara tanah, Sumber unsur hara tanaman, Pemupukan berimbang , Prinsip pemupukan berimbang, Siklus hara, Tahapan kebutuhan hara, Pemupukan berdasar rekomendasi, Manfaat pemupukan berimbang, Menentukan rekomendasi pemupukan yang tepat dan efisien, 6 Tepat pemupukan, Cara dan waktu pemupukan padi sawah, Ciri-ciri pupuk asli dan tiruan, Bentuk dan warna pupuk, Cara mengukur kadar hara dalam pupuk, Manfaat biochart, Pupuk hayati dan lain-lain.


Bimtek Pengelolaan kesuburan tanah ini diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test, tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman yang diperoleh peserta dari Bimtek Pengelolaan Kesuburan Lahan  yang telah diikutinya. Serta dapat melakukan rencana tindak lanjut di BPP Masing-masing. 

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,