-->

TENTANG BLOG

"Blog Tentang Pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, peternakan, perikanan, atau bertani di pekarangan rumah/ urban farming, hidroponik, vertikultur, minaponik, dll"

ARTIKEL TERBARU

By Kartono Farmer (085745135415). Diberdayakan oleh Blogger.
Budidaya Melon Organik Desa Kembangan Berpotensi Menjadi Agrowisata Kekinian di Lamongan

On September 15, 2022

Lamongan (14/9)– Selain sebagai lumbung pangan nasional, Lamongan juga mengembangkan tanaman Hortikultura bernilai tinggi. Salah satunya pengembangan Melon Organik di Desa Kembangan Kecamatan Sekaran, yang berpotensi menjadi tempat wisata berbasis pertanian (Agrowisata) kekinian. 


Agrowisata Kekinian?, ya karena system budidayanya modern dengan menggunakan screen house/green house. Kades Kembangan, Mashuda menerangkan, Green housu Seluas 336 m2 ini ditanami dengan melon varietas fuji sebanyak 752 tanaman. Setelah pemeliharaan selama 75 hari mampu menghasilkan buah melon dengan rata-rata 1,8 kg/pohon, sehingga dihasilkan produksi sebanyak 1.350 kg dengan harga 25.000/kg. 

Yang bikin ketagihan, melon jenis fuji yang baru dipanen ini tekstur buahnya lembut dan rasa buahnya sangat manis dengan kadar gula 15-16%. 

Kades Kembangan Mashuda menuturkan, tanaman melon di green house seluas 336 m² ini dikembangkan oleh petani milenial desa kembangan yang bekerjasama dengan pusat pengembangan agen hayati (PPAH) Bumdes Sekarwangi. 

Menariknya lagi, dari penuturan Kades Kembangan, selain dibudidayakan petani milenial, melon ini dibudidayakan secara organik. Pupuk yang digunakan pupuk organik, pestisida juga organik dan juga penggunaan agen hayati yang terbukti bisa mencegah serangan hama dan penyakit. Dengan budidaya secara organik ini bisa menjadi produk pangan yang aman dan nyaman dikosumsi. 

Mendengar penjelasan dan hasil pantauan secara langsung saat petik melon pada Rabu (14/9), Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengapresiasi upaya generasi milenial Lamongan, khususnya pemuda Desa Kembangan yang berhasil menanam Buah Melon dengan sistem organik ini. Walaupun belum sepenuhnya menggunakan pupuk organik, namun mampu memangkas kadar yang seharusnya tinggi menjadi lebih rendah.

"Ini milenial berhasil menanam melon organik dan Saya datang langsung kesini sekaligus mengabarkan kepada masyarakat luas bahwa disini telah berhasil menanam melon organik dengan jenis yang baik sehingga dapat di kembangkan di tempat lain. 

Selain itu, Pak yes berharap budidaya melon dan sejenisnya ini bisa menjadi destinasi wisata yang menarik masyarakat Lamongan, “ ini bisa menjadi kluster-kluster agrowisata di Lamongan," ucapnya.  

Mendukung pengembangan melon oleh generasi milenial, Bupati Lamongan berharap terbentuk jaringan pertanian nasional sampai di tingkat kabupaten untuk mendorong munculnya petani-petani milenial yang mengembangkan usaha dari hulu sampai hilir. “Ini menjadi satu potensi yang bisa juga dikembangkan di Kabupaten Lamongan,” Terangnya.

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,

Rompi dan Topi Baru

On Januari 04, 2022


Oleh: Kartono*)


Ketika kami kunjungan lapang ke Kelompok Wanita Tani (KWT) "Srikandi" Desa Butungan Kecamatan Kalitengah, seorang Ibu-Ibu anggota KWT berkata,
"Kaget aku didatangi petugas-petugas pakai rompi"
"Saya kira satgas banjir," Lanjutnya. 
"Bukan Bu kami satgas pengendali tikus," kami menjawab sambil ketawa bersama 20 an anggota KWT, karena kebetulan hari itu ada pelatihan pembuatan brand produk pertanian dan pemasaran online.

Kami memaklumi keheranan wanita tani, karena kami belum pernah pakai seragam seperti rompi baru yang kami pakai ini. biasanya pakai seragam kerja sebagaimana jadwal. 

Menjelang tahun baru kemarin, juga menjelang merger Dinas TPHP dan Dinas Ketahanan Pangan menjadi Dinas Baru, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kabupaten Lamongan mendapatkan bantuan sarana penyuluh berupa rompi dan topi lapangan dari Kementrian Pertanian RI melalui BPSDMP. Bantuan ini didistribusikan kepada penyuluh pertanian di Kabupaten Lamongan melalui Dinas Pertanian.

Saat menerima dan mencoba rompi baru ini beberapa BPP mengeshare foto di group WA dan status dengan berbagai gaya. Ada yang pakai gaya wayang berjeje-jejer, ada yang pakai gaya melesat dan ada yang pakai gaya bebas. Gaya apapun sah-sah saja sih, asalkan jangan pakai gaya terjun bebas saja ya...ha...ha... Tetapi bagaimanapun gayanya PPL tampil lebih keren dan berwibawa dari sebelumnya. Apalagi kalau bisa berkumpul bersama seluruh penyuluh Kabupaten Lamongan yang jumlahnya lebih dari seratus orang. Sayang pandemi Covid-19 masih mengintai yang mengharuskan kita lebih berhati-hati. 

Dengan semangat tahun baru, Dinas baru dan rompi baru ini menjadi motivasi bagi penyuluh pertanian lebih semangat dalam menjalankan aktifitas pendampingan petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.

Tanpa memandang nilai dari rompi dan topi, sebagai PPL Lamongan, saya sendiri merasa bangga memakai rompi yang bertuliskan “Penyuluh Sobat Petani” ini. Dengan rompi dan topi ini Penyuluh Pertanian akan semakin mudah dikenali para petani, meski dari kejauhan, karena rompi ini bisa menjadi identitas seorang penyuluh. Ketika ada yang bertanya "Siapa itu yang pakai rompi baru?", Bisa dijawab sendiri oleh petani "oh itu Pak PEPEEL". 


Itu baru rompi dan topi baru, bisa menunjukkan identitas sebagai PPL, apalagi ditunjang dengan sarana prasarana lainnya seperti alat uji pH meter otomatis, PUTS atau PUTK yang praktis langsung bisa mengetahui unsur hara tanah dengan cepat, aplikasi deteksi serangan OPT, Kendaraan dinas lapangan yang sesuai dan lain-lain. Sepertinya agak mengada-ada ya tetapi itu sebagai senjata kita yang diperlukan untuk mendampingi petani dan menjadi suatu keharusan. Saat ini Khan sudah zaman digital, zaman drone, zaman apa-apa serba aplikasi. 

Menurut Menteri Pertanian M. Yasin Limpo, “Penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Sosok yang harus mendampingi petani dan memastikan pertanian tidak terkendala,”. Tentunya kalau menjadi garda terdepan, maka harus punya senjata ampuh dan canggih agar memenangkan setiap pertempuran. 

Kalau ditugaskan di garda terdepan pertanian, lalu apa tugas dari penyuluh?, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi menjelaskan secara rinci fungsi dan tugas penyuluh. “Ada 3 faktor kunci dalam pembangunan pertanian. Pertama, Penyuluh sebagai penelitian inovasi teknologi. Kedua, petani sebagai user teknologi, orang yang memanfaatkan teknologi untuk menggenjot produktivitas dan ketiga ada penyuluh sebagai jembatan antara peneliti dan petani, sosok yang menjadi jembatan antara produk inovasi teknologi dan implementasi di lahan sawah dan ladang,” katanya.

Lebih lanjut Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan “penyuluh harus memastikan petani mau dan mampu mengimplementasikan inovasi teknologi tersebut di lahan masing-masing”
“Tugas penyuluh adalah mendampingi petani. Sehingga, petani dapat dan mau mengimplementasikan inovasi teknologi untuk menggenjot produktivitas,” terang Dedi Nursyamsi.
“Penyuluh pertanian masa depan harus punya prototype, pertama harus menguasai inovasi teknologi. Itu modal menggenjot produktivitas. Kedua, penyuluh harus punya daya juang tinggi, agar bersama petani bisa menggenjot produktivitas, ketiga penyuluh yang menjadi sohib atau soulmate petani. Penyuluh harus dekat dengan petani,” katanya.

Petani Lamongan “Maju, Mandiri, Modern”.


*) PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan, Fasilitator Diklat UMKM BNSP, dll

Manfaatkan Lahan Rawa, Kades Manyar Sukses Budidaya Bawang Merah

On November 19, 2021

Inovasi bidang pertanian dipraktekkan Kepala Desa Manyar Sekaran. Lahan rawa seluas kurang lebih 1 Ha ditanami Bawang merah dan berhasil panen 40 ton. Inovasi ini diapresiasi Bupati Lamongan H. Yuhronur Efendi, MBA. 

Pak Yes, Kamis (18/11), berkesempatan mengunjungi Desa Manyar Kecamatan Sekaran untuk melihat hasil panen bawang merah. Bawang merah ini merupakan hasil panen pertama dari inovasi Kepala Desa Manyar yang mencoba memanfaatkan lahan tidur di kawasan rawa untuk dijadikan lahan tanam warga.

“Kita semua kadang ragu, apakah bawang merah ini bisa ditanam dan berbuah di kawasan rawa ini. Ternyata luar biasa, Pak Kades dengan segala kreatifitasnya bisa menanam bawang ini, dan ternyata hasilnya cukup bagus,” ucap Pak Yes.

Ditambahkan Pak Yes, Bawang merah merupakan pilihan komoditas lain yang ditanam di daerah tersebut. Selain itu, tanaman ini sangat aman dari serangan hama tikus.

“Ini sebuah pilihan komoditas lain yang ditanam di daerah ini. Ada satu hal yang cukup menarik kata Pak Kades, bahwa tikus tidak menyerang tanaman ini. Sukses Pak Kades dengan inovasinya,” tambah Pak Yes.

Diungkapkan Kades Manyar Puji Rahayu Saputro, lahan yang digunakan untuk menanam bawang sebelumnya merupakan lahan tidur dan belum pernah ditanami. “Lahan ini tidur selama ini, jadi dengan adanya inovasi ini saya berharap warga masyarakat yang berada di wilayah Manyar ini bisa memanfaatkan lahan tersebut untuk tanaman,” ungkapnya.

Memanfaatkan lahan rawa berukuran 1 hektar, bawang merah yang dipanen dapat menghasilkan kurang lebih 40 ton. Karena meluapnya air sebagai akibat dari hujan yang turun terus-menerus, tanaman bawang merah ini harus dilakukan panen awal. Lama panen yang harusnya 60 hari harus menjadi 42 hari karena banjir.

(Repost dari FB Dinas TPHP Lamongan)

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,

Bimtek Pengelolaan Kesubuhan Lahan, Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian Lamongan

On Maret 12, 2020

Bimtek Pengelolaan Kesubuhan Lahan, Upaya Peningkatan Produktivitas Pertanian Lamongan

Penggunaan benih yang unggul dan pemupukan berimbang merupakan 2 komponen utama dalam peningkatan produktivitas tanaman padi di wilayah  IPDMIP.
Agar penyuluh pendamping dan petani dapat menerapkan pemupukan berimbang, maka Program IPDMIP Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Lamongan memberikan bimbingan teknis pengelolaan kesuburan tanah dengan menggunakan Perangkat uji tanah sawah (PUTS) dan Perangkat Uji Pupuk (PUP) pada kamis (12/3/2020).

Bimbingan teknis pengelolaan kesuburan Lahan ini dilaksanakan di BPP Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan, serta diikuti oleh 10 BPP dan 42 orang yang terdiri dari 10 Koordinator Penyuluh, 22 Penyuluh pendamping & Pendamping IPDMIP dan 10 Penyuluh swadaya. Bimtek kali ini diisi oleh pemateri/ pelatih dari BPSDM Pusat dan Pusat Penelitian Tanah.  
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dinas TPHP) Kabupaten Lamongan, Rudjito, SP, MMA menyampaikan “Alhamdulillah saat ini provitas Padi dan Jagung Kabupaten Lamongan masih tertinggi di Jawa Timur, saat ini Provitas Jagung mencapai 10,1 ton/ Ha dan Padi mencapai 7,1 ton/Ha. Bahkan di Lamongan saat ini mengembangkan padi hibrida di lahan tadah hujan bagian selatan Lamongan seluas 20.000 Ha”
“Kalau inovasi jagung Lamongan tahun 2019 masuk top 99, kali ini Inovasi MTS (manajemen tanaman sehat) Lamongan sudah masuk 25 besar di Jawa Timus dan diusulkan masuk top 99 juga”, Lanjut Rudjito.
“Dari beberapa hasil penelitian, kandungan  bahan organik atau C organik tanah di Lamongan dibawah 2%, menyebabkan kebutuhan pupuk an organik semakin tahun semakin meningkat” Terang Kepala Dinas yang juga pernah jadi Penyuluh Pertanian ini.
Lebih lanjut Kepala Dinas TPHP berharap besar kepada generasi milenial. Kita ciptaan pertanian yang bisa menarik minat generasi milenial. Karena saat ini adalah perang energi dan pangan, kalau bisa menguasainya akan menjadi pemenang.
Diakhir sambutannya kepala Dinas TPHP menyampaikan “ kami berharap setelah pelatihan ini peserta bisa mendeteksi kandungan hara tanah dan bisa memberikan rekomendasikan pemupukan yang sesuai. Silahkan pelatihan ini diikuti dengan sungguh-sungguh dan diupayakan ilmu yang didapat hari ini bia ditularkan kepada teman-teman yang lain yang belum bisa mengikuti pelatihan ini”  
Dalam Bimtek ini setiap BPP langsung diberikan  alat PUTS dan PUP, secara simbolis Penyerahan dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan. Dan alat langsung bisa diaplikasi untuk mengukur kandungan hara tanah dan kandungan pupuk. Dengan PUTS petani akan megetahui kandungan pupuk dalam tanah dan rekomendasi pemupukan yang bisa dilaksanakan petani. Dengan PUP diharapkan petani bisa mendeteksi ini pupuk asli apa palsu ya?.  

Materi yang disampaikan diantaranya adalah: Pemupukan, Kebutuhan hara tanah, Sumber unsur hara tanaman, Pemupukan berimbang , Prinsip pemupukan berimbang, Siklus hara, Tahapan kebutuhan hara, Pemupukan berdasar rekomendasi, Manfaat pemupukan berimbang, Menentukan rekomendasi pemupukan yang tepat dan efisien, 6 Tepat pemupukan, Cara dan waktu pemupukan padi sawah, Ciri-ciri pupuk asli dan tiruan, Bentuk dan warna pupuk, Cara mengukur kadar hara dalam pupuk, Manfaat biochart, Pupuk hayati dan lain-lain.


Bimtek Pengelolaan kesuburan tanah ini diawali dengan pre test dan diakhiri dengan post test, tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman yang diperoleh peserta dari Bimtek Pengelolaan Kesuburan Lahan  yang telah diikutinya. Serta dapat melakukan rencana tindak lanjut di BPP Masing-masing. 

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,

Temu Wicara 2019: SDM Pertanian Milenial Menyongsong Industri 4.0

On Oktober 19, 2019

Temu Wicara 2019: SDM Pertanian Milenial Menyongsong Industri 4.0


Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Lamongan mengadakan temu Wicara kontak tani tahun 2019, bertempat di pendopo Lokatantra, Jum'at (18/10/2019).


Temu wicara kontak tani yang menjadi agenda tahunan Dinas Pertanian Lamongan ini diikuti oleh 400 orang dari petani, Penyuluh, Babinsa dan Camat se-Kabupaten Lamongan. Acara ini sebagai ajang silaturahim Bupati Lamongan, Kepala Dinas bersama dengan petani, dan petani bisa komunikasi langsung dengan Bapak Bupati terkait permasalahan Pertanian yang ada di Lamongan. Dalam forum ini akan mempertemukan program pemerintah dengan usulan-usulan dari petani, sehingga klop dan bisa dijalankan.


Kepala Dinas TPHP, Rudjito menyampaikan "Ide-ide Bapak Bupati Lamongan termasuk Ide yang Revolusioner, salah satunya ide pengembangan jagung modern Lamongan sampai bisa menghasilkan lebih dari 10 ton per Ha".

"Komoditas jagung mengalami peningkatan yang signifikan dari 6,7 ton per Ha 2016,  meningkat menjadi 10,12 ton per Ha pada tahun 2019. Komoditas padi tahun 2019 terjadi peningkatan drastis, salah satu hasil penerapan program Manajemen Tanaman Sehat (MTS), dari 7 ton per Ha meningkat menjadi 7,6 ton/Ha GKG, ini paling tinggi di Jawa Timur" jelas Rudjito.

"Saat ini di era industri 4.0 pelaku usaha tani sudah mengalami peningkatan kapasitas petani menjadi Petani Milenial, dengan kemampuan mengakses teknologi dalam budidaya dan pemasaran" terang kepala Dinas TPHP ini. 

Bupati Lamongan, Fadeli menyampaikan "Keberhasilan Lamongan dalam pengembangan jagung diawali study Banding jagung ke AIWA Amerika Serikat. Perjalanan 3 tahun roadmap jagung sudah menghasilkan peningkatan 9.5 ton per Ha".

"PPL di kabupaten Lamongan harus bisa menyongsong era industri 4.0" tegas Bupati Lamongan.

"Produksi kita sudah meningkat, tapi masih kalah dengan Vietnam yang bisa produksi pertanian dengan biaya yang murah. Kita akan study Banding ke Vietnam, kalau bisa PPL nya diajak studi banding ke Vietnam juga", jelas Bupati Lamongan ini, disambut tepuk tangan dari dari semua peserta termasuk PPL Kabupaten Lamongan. 

"Sistem pengendalian Hama Tikus dengan Minapadi kolam dalam, (Minakodal) di Sleman, ada peningkatan kesejahteraan petani, kolam lebar 2,5 meter keliling sawah. Kalau di Sleman aja bisa, maka Lamongan harus bisa"

"Kuncinya PPL bisanya modern harus sering ketemu, ada ilmu-ilmu yang diberikan pada kita sekalian"

"Lamongan itu kelebihan tebon, kelebihan damen, tapi kekurangan Sapi. Saya ingin tletong-tletong dimanfaatkan petani jadi pupuk, itu bisa jadi uang"


"Topik TERSAPU JAGAT mau saya tampilkan ke kementerian PAN-RB sebagai sakipnya kabupaten Lamongan.

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,