-->

TENTANG BLOG

"Blog Tentang Pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, peternakan, perikanan, atau bertani di pekarangan rumah/ urban farming, hidroponik, vertikultur, minaponik, dll"

ARTIKEL TERBARU

By Kartono Farmer (085745135415). Diberdayakan oleh Blogger.
Rompi dan Topi Baru

On Januari 04, 2022


Oleh: Kartono*)


Ketika kami kunjungan lapang ke Kelompok Wanita Tani (KWT) "Srikandi" Desa Butungan Kecamatan Kalitengah, seorang Ibu-Ibu anggota KWT berkata,
"Kaget aku didatangi petugas-petugas pakai rompi"
"Saya kira satgas banjir," Lanjutnya. 
"Bukan Bu kami satgas pengendali tikus," kami menjawab sambil ketawa bersama 20 an anggota KWT, karena kebetulan hari itu ada pelatihan pembuatan brand produk pertanian dan pemasaran online.

Kami memaklumi keheranan wanita tani, karena kami belum pernah pakai seragam seperti rompi baru yang kami pakai ini. biasanya pakai seragam kerja sebagaimana jadwal. 

Menjelang tahun baru kemarin, juga menjelang merger Dinas TPHP dan Dinas Ketahanan Pangan menjadi Dinas Baru, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kabupaten Lamongan mendapatkan bantuan sarana penyuluh berupa rompi dan topi lapangan dari Kementrian Pertanian RI melalui BPSDMP. Bantuan ini didistribusikan kepada penyuluh pertanian di Kabupaten Lamongan melalui Dinas Pertanian.

Saat menerima dan mencoba rompi baru ini beberapa BPP mengeshare foto di group WA dan status dengan berbagai gaya. Ada yang pakai gaya wayang berjeje-jejer, ada yang pakai gaya melesat dan ada yang pakai gaya bebas. Gaya apapun sah-sah saja sih, asalkan jangan pakai gaya terjun bebas saja ya...ha...ha... Tetapi bagaimanapun gayanya PPL tampil lebih keren dan berwibawa dari sebelumnya. Apalagi kalau bisa berkumpul bersama seluruh penyuluh Kabupaten Lamongan yang jumlahnya lebih dari seratus orang. Sayang pandemi Covid-19 masih mengintai yang mengharuskan kita lebih berhati-hati. 

Dengan semangat tahun baru, Dinas baru dan rompi baru ini menjadi motivasi bagi penyuluh pertanian lebih semangat dalam menjalankan aktifitas pendampingan petani untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.

Tanpa memandang nilai dari rompi dan topi, sebagai PPL Lamongan, saya sendiri merasa bangga memakai rompi yang bertuliskan “Penyuluh Sobat Petani” ini. Dengan rompi dan topi ini Penyuluh Pertanian akan semakin mudah dikenali para petani, meski dari kejauhan, karena rompi ini bisa menjadi identitas seorang penyuluh. Ketika ada yang bertanya "Siapa itu yang pakai rompi baru?", Bisa dijawab sendiri oleh petani "oh itu Pak PEPEEL". 


Itu baru rompi dan topi baru, bisa menunjukkan identitas sebagai PPL, apalagi ditunjang dengan sarana prasarana lainnya seperti alat uji pH meter otomatis, PUTS atau PUTK yang praktis langsung bisa mengetahui unsur hara tanah dengan cepat, aplikasi deteksi serangan OPT, Kendaraan dinas lapangan yang sesuai dan lain-lain. Sepertinya agak mengada-ada ya tetapi itu sebagai senjata kita yang diperlukan untuk mendampingi petani dan menjadi suatu keharusan. Saat ini Khan sudah zaman digital, zaman drone, zaman apa-apa serba aplikasi. 

Menurut Menteri Pertanian M. Yasin Limpo, “Penyuluh adalah garda terdepan dalam pertanian. Sosok yang harus mendampingi petani dan memastikan pertanian tidak terkendala,”. Tentunya kalau menjadi garda terdepan, maka harus punya senjata ampuh dan canggih agar memenangkan setiap pertempuran. 

Kalau ditugaskan di garda terdepan pertanian, lalu apa tugas dari penyuluh?, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi menjelaskan secara rinci fungsi dan tugas penyuluh. “Ada 3 faktor kunci dalam pembangunan pertanian. Pertama, Penyuluh sebagai penelitian inovasi teknologi. Kedua, petani sebagai user teknologi, orang yang memanfaatkan teknologi untuk menggenjot produktivitas dan ketiga ada penyuluh sebagai jembatan antara peneliti dan petani, sosok yang menjadi jembatan antara produk inovasi teknologi dan implementasi di lahan sawah dan ladang,” katanya.

Lebih lanjut Prof. Dedi Nursyamsi mengatakan “penyuluh harus memastikan petani mau dan mampu mengimplementasikan inovasi teknologi tersebut di lahan masing-masing”
“Tugas penyuluh adalah mendampingi petani. Sehingga, petani dapat dan mau mengimplementasikan inovasi teknologi untuk menggenjot produktivitas,” terang Dedi Nursyamsi.
“Penyuluh pertanian masa depan harus punya prototype, pertama harus menguasai inovasi teknologi. Itu modal menggenjot produktivitas. Kedua, penyuluh harus punya daya juang tinggi, agar bersama petani bisa menggenjot produktivitas, ketiga penyuluh yang menjadi sohib atau soulmate petani. Penyuluh harus dekat dengan petani,” katanya.

Petani Lamongan “Maju, Mandiri, Modern”.


*) PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan, Fasilitator Diklat UMKM BNSP, dll