-->

TENTANG BLOG

"Blog Tentang Pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, peternakan, perikanan, atau bertani di pekarangan rumah/ urban farming, hidroponik, vertikultur, minaponik, dll"

ARTIKEL TERBARU

By Kartono Farmer (085745135415). Diberdayakan oleh Blogger.
Petani Kalitengah Study Tiru di Sentra Bawang Merah GLOWING Imogiri Bantul

On Mei 18, 2022

Yogya (18/5) - 46 petani Kalitengah yang tergabung dalam asosiasi Gapoktan sumber makmur mengikuti Study Tiru budidaya bawang merah di Nawungan Selopamioro Imogiri Bantul Yogyakarta. Peserta disambut Perakilan dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul, PPL Pendamping, Ketua Kelompok tani Lestari Mulyo dan anggota. 

Sudarto, Koordinator BPP Kalitengah menyampaikan maksud kunjungan studi tiru untuk menimbah ilmu tentang budidaya bawang merah, karena tingginya tingkat serangan tikus mengakibatkan gagal panen padi. Petani kalitengah berencana membuat inovasi dengan menanam komoditi yang tidak diserang tikus. Salah pilihannya adalah komoditi bawang merah. 

"Peserta studi tiru ini ada 46 orang petani dan pengurus asosiasi Gapoktan sumber makmur. Sepulang dari studi tiru ini kami berharap bisa diterapkan di Lamongan", terang Sudarto.

"Saya berharap silaturahim petani dan petugas dari Lamongan dan Bantul ini tetap terjalin selepas acara ini," lanjutnya. 

Lukito, PPL Imogiri mengutarakan bahwa, 70% wilayah Nawangan ini pegunungan dan 30% dataran rendah. 

"Bawang merah di Nawangan ini dinamakan bawang merah GLOWING yang merupakan singkatan dari gede, ngemeske, berwawasan lingkungan. Hal ini sebagai brand bawang merah diwilayah ini," terang Lukito.

"Apa yang disampaikan petani kami silahkan di Amati, tiru dan modifikasi. Lahan disana berbeda, maka harus dimodifikasi disesuaikan dengan wilayah Kalitengah. 


Ketua kelompok Lestari Mulyo, Pak Jauhari atau lebih akrab dipanggil Mbah Jauhari bercerita bahwa awalnya daerah disini marjinal, susah air, kemudian punya keinginan ada tanaman di musim kemarau. Alhamdulillah saat ini ada tanaman, bahkan  sepanjang tahun tidak pernah berhenti tanam. 

"Pola tanamnya padi, sayuran, bawang merah. Umur bawang merah sangat pendek cuma 2 bulan, sehingga perputaran uang juga cepat," terangnya.

Saat ini petani kami diperhatikan berbagai pihak dengan dibuatkan gedung pembibitan, embung, dan sistem pengairan. Setiap petak ada embungnya untuk memanen air hujan. 

Awalnya yang menanam bawang merah 6 orang, Saat ini sekitar 143 petani dewasa dan 43 petani milenial. Keunggulan bawang merah disini adalah ramah lingkungan, walaupun belum bisa meninggalkan pestisida, tetapi sudah menerapkan pupuk organik dan membuat pupuk organik sendiri.

Setiap 1000 meter, biayanya 13,5 juta, kemudian hasilnya rata-rata 18-20 ribu per kg sehingga diperkirakan mendapatkan hasil 20 juta rupiah. 

Proses budidayanya lain daripada yang lain, bedengan dibuat malang, pengairan dengan Sibel dan penyiraman menggunakan smart farming, yaitu mengontrol penyiraman dengan menggunakan HP. 

Ada beberapa kendala, yaitu hama dan penyakit, gulma dan musim hujan lebat. Salah satu kelemahannya adalah kurangnya tenaga kerja. 

Kalau tanam bawang merah ini harus tahan banting, nggak boleh kapok, kalau gagal ya bangkit lagi. 

Pada umur 20 biasanya kuning, stagnasi karena menghabiskan umbi lama dan membuat umbi baru. Tanam umbi kecil hasilnya anakan besar, kalau Tan umbi besar nanti hasil anakannya kecil-kecil. Tapi masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan sendiri-sendiri. 

Mbah Jauhar memberikan resep cara Membuat organik yang diterapkan seminggu 2 kali. Bahan-bahannya adalah:
1. Tetes tebu, 
2. cucian beras pertama dan 
3. urine kelinci 
Kemudian difermentasi dengan bioaktivator (Bisa EM4).

Mbah Jauhari mengungkapkan "Kelebihan tanam bawang disini adalah pupuk kandang banyak, tanam bisa bersama. Adapun kelemahannya bibit masih beli dan panennya sistem tebas"

Awali petani Kalitengah, bertanya tentang cara menanam dan jarak tanam bawang merah. Dijawab Mbah Jauhari bahwa jarak tanam 18-20 dan sebelum ditanam ya di potong 1/3 dahulu. 

Melanjutkan menjawab pertanyaan petani Kalitengah, Mbah Jauhari melanjutkan "Bibit itu yang paling baik itu 2,5 bulan di penyimpanan, di sortasi. Masalah tanaman dibawah 20 HST karena bibit, kalau diatas 20 HST karena perlakuan".

Bawang merah itu tahan terhadap tikus, jangankan makan, buat sarang saja tidak sempat, karena setiap hari petani ke sawah. Penyakit yang sering menyerang bawang merah adalah ulat. Kalau penyakit itu yang sering menyerang itu jamur. 

Bibit 99% dari Brebes, varietas Bima Brebes. Karena kalau bawang dari Nganjuk itu 1 kg digoreng bisa jadi 4 ons, kalau bawang Nganjuk itu hasilnya 3 ons. 

"Bawang merah sangat cocok ditanam di Lamongan. Permasalahannya hanya kalau genangan air, maka bedengannya harus ditinggikan. Lamongan lebih berpotensi menanam bawang merah dari pada di Imogiri karena pengairannya lebih mudah, sehingga biaya lebih murah," pungkas Mbah Jauhari. 


Peserta Study Tiru kemudian diajak ke lahan Bawang Merah untuk melihat kondisi tanaman dan pengairan sistem tetes yang menggunakan smart farming, yaitu penerapan pengairan yang bisa dikontrol dengan HP Android. 

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,