-->

TENTANG BLOG

"Blog Tentang Pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, peternakan, perikanan, atau bertani di pekarangan rumah/ urban farming, hidroponik, vertikultur, minaponik, dll"

ARTIKEL TERBARU

By Kartono Farmer (085745135415). Diberdayakan oleh Blogger.
TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI  BUDIDAYA TANAMAN PADI DENGAN SISTEM TANAM  JAJAR LEGOWO 2:1 PADA PETANI DI DESA BULUBRANGSI KECAMATAN LAREN  KABUPATEN LAMONGAN

On Agustus 05, 2023

TUGAS AKHIR

TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI
BUDIDAYA TANAMAN PADI DENGAN SISTEM TANAM
JAJAR LEGOWO 2:1 PADA PETANI
DI DESA BULUBRANGSI KECAMATAN LAREN
KABUPATEN LAMONGAN

TECHNOLOGY ADOPTION
CULTIVATION OF RICE WITH JAJAR LEGOWO CROPING SYSTEM FOR FARMERS IN BULUBRANGSI VILLAGE, LAREN DISTRICT, LAMONGAN DISTRICT



Oleh:
SUSWANTO
04.01.21.1096

ABSTRACT
The results of this study indicate that the respondent farmers in Bulubrangsi Village, Laren District, Lamongan Regency have adopted the jajar legowo cropping system with a value of 2.54 in the high category. Farmers' adoption of the jajar legowo cropping system for rice plants in Bulubrangsi Village, Laren District, Lamongan Regency experienced many changes from the previous system where they used the conventional cropping system to switch to the legowo cropping system, from these changes it can be concluded that there was an increase in production and reduced pest attacks. internal medicine The application of the legowo jajar planting system in Bulubrangsi Village, Laren District, Lamongan Regency and farmers have adopted the Legowo jajar planting system technology.

ABSTRAK
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa petani responden di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan telah mengadopsi sistem tanam jajar legowo dengan nilai 2,54 dengan kategori tinggi. Adopsi petani terhadap penerapan sistem tanam jajar legowo pada tanaman padi di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan mengalami banyak perubahan dari sistem yang sebelumnya dimana mereka menggunakan sistem tanam konvensional beralih ke sistem tanam legowo, dari perubahan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan produksi dan berkurangnya serangan hama penyakit dalam Penerapan sistem tanam jajar legowo di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan dan petani telah mengadopsi tehnologi sistem tanam jajar legowo.

PENDAHULUAN

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Pembangunan ekonomi masih akan tetap berbasis pertanian secara luas. Namun, sejalan dengan tahapan-tahapan perkembangan ekonomi maka kegiatan jasa-jasa dan bisnis berbasis pertanian juga akan semakin meningkat, dengan kata lain kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan pembangunan ekonomi nasional dalam berbagai aspek yang luas. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani lahan sawah yang nilai produktivitasnya sudah cukup tinggi adalah dengan menggunakan sistem jarak tanam yang teratur yang merupakan rekayasa teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki produktivitas usaha padi (Purnamingsi, 2005) .

Penyuluhan juga dilakukan ketika dinas pertanian mengeluarkan program sekolah lapang IPD-MIP. Sasaran yang ingin diteliti yaitu tak lain  petani Di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan, terdapat beberapa kelompok tani diantaranya:

(1) Kelompok Tani Jaya angotanya 65 orang 

(2) Kelompok Tani Makmur anggotanya 71 0rang  

(3) Kelompok Tani Tirta Sari anggotanya 76 orang  

(4) Kelompok Tani Mitra Pajang anggotanya 38 orang. Informan yang ingin diteliti sebanyak 25 orang yang menggunakan jajar legowo.


Fakta dilapangan, petani padi di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan telah mendapatkan penyuluhan mengenai tanaman padi jajar legowo, akan tetapi tingkat adopsi (penerimaan) petani terhadap penyuluhan padi jajar legowo berbeda-beda, oleh karena itu petani ingin meneliti sejauh mana tingkat adopsi terhadap hasil penyuluhan padi jajar legowo.


Rumusan Masalah menguraikan rumusan masalah dibawah ini:

Bagaimana tingkat adopsi teknologi budidaya tanam padi dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 pada petani di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan.


Tujuan penelitian ini yakni: untuk mengetahui tingkat adopsi teknologi budidaya tanaman padi dengan sistem tanam jajar legowo 2:1 pada petani di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten  Lamongan.

 

Manfaat Penelitian:

1.  Bagi petani mampu memberikan  informasi baru dan sebagai masukan yang dapat merubah pemikiran menjadi lebih baik terutama untuk menggunakan sistem tanam jajar legowo.

2. Bagi Dinas Pertanian dan Dinas         PMD dan instansi terkait untuk perbaikan maupun implementasi program-program kedepannya.

3. Bagi penyusun dapat bermanfaat dalam pengembangan kemampuan untuk menganalisis dan mendiskripsikan suatu permasalahan berdasarkan fakta lapangan serta lebih memahami perkembangan ilmu pengetahuan dan Teknologi Pertanian.

4.  Bagi Pembaca dapat memberikan manfaat bagi kepentingan ilmu pengetahuan serta sebagai bahan referensi yang berguna bagi pengkajian penyuluhan pertanian.

 

Metode Penelitian :

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan Waktu penelitian ini di lakukan selama bulan April -Juni 2022.

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah yang memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dan sampel penelitian merupakan sumber data artinya bahwa sifat- sifat dan karakteristik dari sebuah kelompok subjek, gejala atau objek.

Populasi dan sampel berasal dari anggota kelompok tani, di Desa Bulubrangsi Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan  sebanyak 25 orang peserta sekolah lapang ipdmip.

 

Teknik Pengumpulan Data :

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk pengumpulan data yang di berikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian yaitu:

1.    Observasi langsung, yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi penelitian.

2.    Wawancara terstruktur yaitu wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan panduan kuesioner penelitian.

3.    Dokumentasi yaitu pengumpulan, pemilihan, dan penyimpanan informasi di bidang pengetahuan, pengumpulan bukti seperti gambar, kutipan dan referensi lain.

 

Teknik Analisis Data:

Data yang dikumpulkan dikategorikan secara tabulasi untuk selanjutnya di analisis secara deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif adalah mengembangkan sebuah konsep yang sebelumnya sudah ada berupa penjelasan, cacatan observasi, dokumentasi dan wawancara atau angket. Analisis data ini menggunakan pengukuran terhadap indikator pengamatan dengan menggunakan “rating scale” atau skala nilai.

 

Hasil dan Pembahasan:


SOP singkat budidaya tanaman padi

1.    Budidaya Tanaman Padi

      Adapun budidaya tanaman padi yaitu sebagai berikut :

a.   Pengolahan Tanah

             Pengolahan adalah persiapan tanah untuk penanaman padi sebelum penanaman, persiapan ini harus sudah disiapkan sejak satu bulan sebelum penanaman, pengolahan dapat dilakukan sesuai dengan kondisi ekonomi yaitu pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu dengan pengolahan tanah sawah dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuanya dilakukan oleh manusia atau dibantu oleh binatang misalnya, kerbau dan sapi atau kuda (Suriapermana, dan Syamsiah, 2012).

Pengolahan tanah terbagi menjadi empat tahapan yaitu sebagai berikut:

Ø Pembersihan

Sebelum tanah sawah dicangkul terlebih dahulu dibersihkan dari jerami- jerami atau rumput-rumput yang ada disawah tersebut, setelah jerami-jerami atau rumput-rumput dikumpulkan di satu tempat, sebaiknya jangan dibakar tapi diolah menjadi pupuk kompos karena pupuk kompos sangat bermanfaat bagi tanaman seperti memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.

Ø Pencangkulan

Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor.

Ø  Pembajakan

           Sebelum pembajakan, sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.

Ø Penggaruan

Pada waktu sawah akan di garu genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanya untuk membasmi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air kebawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenangi air lagi selama 7-10 hari,selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua. Tujuannya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna ( Ratna,2000).

b.  Penanaman

Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan (Salim, 2005).

2.    Sistem Tanam Jajar Legowo Pada Tanaman Padi

Pola tanam legowo menurut bahasa Jawa berasal dari kata “Lego” yang berarti luas dan “dowo” atau panjang. Cara tanam ini pertama kali diperkenalkan oleh Bapak Legowo, Kepala Dinas Pertanian kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Pada prinsipnya sistem tanam jajar legowo adalah meningkatkan populasi dengan cara mengatur jarak tanam.


UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih yang sebesar-besarnya Penulis sampaikan kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan jurnal ini

Peneliti menyadari masih banyak kekurangan baik dalam bentuk penulisan maupun penyajiannya, oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.

Demikian jurnal ini dibuat, semoga Tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2000. (Penyuluhan Pertanian). Yayasan Sinar Tani. Jakarta.

Anonim, 2007. (Pengolahan Lahan. Pusat pengembangan tanaman pangan), Bogor.

Purnamingsi,2005.Http://Pengertian-Padi.Html.

Www.Best budidaya Tanaman.Blogspot. Com.

Adhisuyaperdana, 2013. Tanaman Padi (Oryza Sativa  L.). Html. Www.  Best budidaya Tanaman. Blogspot. Com. Diakses pada tanggal 20

Suriapermana dkk, 1994. Penerapan Sistem Jarak Tanam Legowo. Html. www.Pusat pengembangan tanaman pangan.

Suriapermana, S dan I. Syamsiah. 2012. Tanam Jajar Legowo Pada Sistem Usahatani Minapadi- Azola di Lahan Sawah Irigasi. Risalah Seminar Hasil Penelitian Sistem Usahatani dan Sosial Ekonomi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor.

Ratna D.2000. Peningkatan Produksi Adopsi Teknologi Su Lebak Tanaman Pangan. Pusat pengembangan tanaman pangan, Bogor.

Rogers dan Shoemaker Mugniesyah. 2006. Sistem Tanam Pada Tanaman Pangan. Html. www. Pusat pengembangan tanaman pangan, Bogor.

Yunizar dan A. Jamil 2012. Pengaruh sistem tanam dan macam bahan organik terhadap pertumbuhan dan hasil padi sawah di Daerah Kuala Cinaku, Kabupaten Indragiri Hulu Riau. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Padi. Balai Besar Penelitian Padi.

Anonimus, 2011. (Cara Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Dengan Sistem Tanam jajar legowo). Gerbang Pertanian,

Anonim. 2008. Penerapan Sistem Tanam Legowo pada Tanaman Padi. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Departemen Pertanian. Jakarta.




Dinas KPP Adakan Pelatihan Teknis SL-IPDMIP, Dorong Peningkatan Produksi Padi Melalui  Sistem Jajar Legowo

On Februari 17, 2022

Lamongan (17/2) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan mengadakan acara Pelatihan Teknis bagi petani IPDMIP yang bertempat di BPP Karanggeneng, yang dibuka Kasi Sarpras Bidang SDM Dinas KPP Lamongan, Kepala UPT Solokuro dan Tim IPDMIP Provinsi Jawa Timur. 


Tim provinsi Jawa Timur menyampaikan "Nanti peserta akan mendapatkan souvernir benih 10 kg/orang, silahkan dimanfaatkan". 

Tim Kabupaten, Fadholi, SP, MMA menyampaikan "Kita diharapkan benar-benar fokus untuk mengamankan ketahanan pangan, maka harus kita pacu masalah budidaya padi". 

"Secara garis besar, budidaya tanaman padi yang sering digembor-gemborkan adalah sistem tanam jajar legowo, karena salah satu sistem yang bisa meningkatkan produksi padi," tambah Fadholi. 


"Saat ini di Kabupaten Lamongan masih sedikit yang menerapkan jajar legowo, padahal itu terbukti bisa meningkatkan produksi, maka ayo menanam dengan sistem jajar legowo," ajak Fadholi. 

Lebih lanjut Fadholi menyampaikan Kelebihan tanam secara jajar legowo, diantaranya memudahkan dalam perawatan tanaman dan dalam pemupukan. 


"Kita harus benar-benar melihat bagaimana cara tanam yang baik dalam menaikkan produksi pertanian, apa yang perlu kita perbaiki dalam teknis budidaya kita?

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lamongan terus memacu petani untuk terus meningkatkan teknis budidaya itu sendiri dalam upaya pengamanan pangan nasional. 

Abas Sholih, Kepala UPT PPPK Solokuro mengajak mempertahankan Lamongan sebagai lumbung pangan dengan produksi padi tertinggi di Jawa Timur dan peringkat 5 Nasional. 


"Jajar legowo ini terbukti teknologi budidaya yang bisa meningkatkan produksi dan juga memudahkan dalam perawatan, ayo ini diterapkan," tambahnya. 

Kartono, Fasilitator Pelatihan menyampaikan teknis tanam jajar legowo mulai dari penyemaian sampai panen. 

"Saat ini kita dituntut untuk meningkatkan produksi padi, padahal lahan pertanian semakin berkurang dan terjadi pelandaian provitas, maka salah satu caranya yang harus kita lakukan adalah peningkatan populasi tanaman melalui penanaman padi sistem jajar legowo," jelas Kartono.

"Jajar legowo ini berpotensi menambah populasi tanaman dan berpotensi meningkatkan produksi padi 10-30%," tambah Kartono. 


Selain teknis tanam jajar legowo, Kartono juga menyampaikan cara produksi benih padi bersertifikat. Hal ini dalam upaya swasembada benih padi, Poktan atau Gapoktan diharapkan bisa menjadi penangkar benih untuk mencukupi kebutuhan benih bagi petani di kelompok nya dan bisa juga dijual untuk memenuhi kebutuhan benih kelompok lain. 

"Untuk menjadi benih bersertifikat, maka harus diperbaiki teknis budidaya nya, seperti pada saat menanam padi harus murni, bebas dari gulma, atau tanaman lain. Begitu juga saat pengeringan harus jauh dari. Varietas padi lain, sehingga tidak tercampur," jelas Kartono. 

"Setelah panen, benih padi harus dikeringkan sampai kadar airnya 10-12%. Kemudian di sortasi dengan alat grider untuk memisahkan padi yang bernas dan yang tidak. Benih yang bagus inilah yang kita kemas dan siap didistribusikan," pungkas Kartono. 


Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,