-->

TENTANG BLOG

"Blog Tentang Pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, peternakan, perikanan, atau bertani di pekarangan rumah/ urban farming, hidroponik, vertikultur, minaponik, dll"

ARTIKEL TERBARU

By Kartono Farmer (085745135415). Diberdayakan oleh Blogger.
Cara Mengendalikan Xanthomonas yang mengganas

On Januari 22, 2023

Penyakit hawar bakteri (HDB) merupakan salah satu penyakit padi penting yang telah menyebar ke berbagai ekosistem padi di negara penghasil beras termasuk Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. Oryzae (Xoo). Patogen ini dapat menginfeksi tanaman padi pada semua tahap pertumbuhan tanaman, mulai dari mandi hingga panen. Patogen (patogen) menginfeksi tanaman padi pada daun melalui luka daun atau lubang alami berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal ini mengurangi kemampuan tanaman untuk berfotosintesis, yang ketika terjadi pada tanaman muda, menyebabkan kematian dan pada tahap reproduksi pengisian gabah yang tidak lengkap pada tanaman.


GEJALA DAN EFEK PENYAKIT
Jika serangan terjadi pada awal pertumbuhan, tanaman layu dan mati, gejala ini disebut retak. Gejala karat sangat mirip dengan gejala bintik matahari, yang disebabkan oleh infestasi batang bunga selama fase pertumbuhan tanaman. Pada tanaman dewasa, busuk daun menyebabkan gejala busuk. Gejala karat dan busuk dimulai dari tepi daun, berwarna abu-abu dan lama kelamaan daun mengering. Jika serangan terjadi pada saat pembungaan, proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna sehingga menghasilkan gabah yang tidak terisi penuh atau bahkan kosong. Pada kondisi tersebut, kehilangan hasil mencapai 50-70 persen.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN PENYAKIT
Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terutama kelembaban yang tinggi sangat berperan dalam perkembangan penyakit ini. Itu sebabnya busuk daun sering terjadi, terutama di musim hujan. Tanaman yang dipupuk dengan nitrogen dosis tinggi tanpa diimbangi dengan pupuk kalium membuat tanaman lebih rentan terhadap penyakit busuk daun akibat bakteri. Oleh karena itu, untuk mencegah berkembangnya busuk daun, dianjurkan untuk tidak menyuburkan tanaman dengan nitrogen berlebih, menggunakan pupuk kalium dan tidak menyiram tanaman secara terus menerus, melainkan menyiram dari waktu ke waktu.


PENGENDALIAN HDB

1. Teknik Budidaya
Bibit tanaman dan bibit sehat. Mengingat bahwa patogen HDB dapat ditularkan melalui benih, sangat disarankan untuk tidak menggunakan tanaman yang terinfeksi HDB sebagai benih. Benih yang terinfeksi HDB/bergejala tidak boleh ditanam. Cara menanam. Untuk menciptakan kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan bagi perkembangan penyakit HDB, sangat dianjurkan untuk menanam dengan sistem Legowo dan menggunakan sistem pengairan berselang. Sistem ini mengurangi kelembaban di sekitar tajuk tanaman, mengurangi terjadinya embun dan air talang serta gesekan daun antar tanaman sebagai sarana penyebaran patogen.

pemupukan Pupuk nitrogen berkorelasi positif dengan kelonggaran HDB. Ini berarti sereal yang dipupuk dengan nitrogen dosis tinggi membuat tanaman lebih sensitif dan tingkat keparahan penyakit meningkat. Sebaliknya, pupuk kalium membuat tanaman lebih tahan terhadap pembusukan bakteri. Oleh karena itu, untuk mencegah berkembangnya penyakit dan mencapai produksi yang tinggi, dianjurkan penggunaan pupuk N dan K secara berimbang dan hindari pemupukan nitrogen yang terlalu banyak.

Kebersihan lingkungan. Mengingat bahwa patogen dapat bertahan hidup pada inang alternatif dan sisa-sisa tanaman, remediasi lingkungan padi dengan menjaga lahan bebas dari gulma yang dapat menjadi inang alternatif dan membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi sangat dianjurkan. Pencegahan Di daerah endemik HDB dianjurkan untuk menanam varietas padi tahan HDB. Penyebaran penyakit harus dicegah, misalnya dengan tidak menyemai bibit tanaman sakit, mencegah infeksi bibit melalui luka, tidak memotong bibit dan menghindari penanaman di tempat teduh.

2. Cara melawan penyakit HDB dengan strain imun
Pengendalian bakteri busuk daun yang paling efektif adalah dengan kultivar tahan. Namun, teknik ini terhambat oleh kemampuan bakteri patogen untuk membuat galur (strain) baru yang lebih virulen, sehingga ketahanan kultur tidak bertahan lama. Kemampuan patotipe bakteri Xoo untuk membentuk patotipe baru yang lebih virulen juga berarti dominasi patotipe patogen tersebut berubah dari waktu ke waktu.

 Sumber: http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/info-berita/info-teknologi/pengendalian-penyakit-kresek-dan-hawar-daun-bakteri

Tag: penyakit kresek, HDB, Hawar Daun Bakteri, Xanthomonas

 

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,