-->

TENTANG BLOG

"Blog Tentang Pertanian baik pertanian tanaman pangan, hortikultura atau perkebunan, peternakan, perikanan, atau bertani di pekarangan rumah/ urban farming, hidroponik, vertikultur, minaponik, dll"

ARTIKEL TERBARU

By Kartono Farmer (085745135415). Diberdayakan oleh Blogger.
Peserta SL-IPDMIP Kalitengah Adakan Pengamatan OPT Rutin, Apa Hasilnya?

On Agustus 11, 2022

Lamongan - Sekolah Lapang IPDMIP Desa Mungli sudah memasuki pertemuan yang ke-6, Kali ini dilakukan pengamatan OPT di lahan laboratorium lapang dengan umur padi 36 HST, pengamatan dilakukan hari Kamis (11/8/2022). 


Kades Mungli, Sutrisno mengatakan, "Alhamdulillah tahun ini kita dapat kegiatan pelatihan dari pertanian yaitu SL IPDMIP, harapannya dengan adanya pelatihan ini mudah-mudahan pengalaman dan pengetahuan dalam berbudidaya pertanian bisa meningkat sehingga produktivitas pertanian bisa maksimal dengan biaya produksi padi seminimal mungkin". 

Kades Sutrisno, melanjutkan"Lebih-lebih mulai juli kemarin untuk subsidi pupuk kemarin hanya urea dan NPK sehingga dengan adanya pelatihan ini yang di dalamnya ada pelatihan pembuatan pupuk organik dengan harapan di tahun depan kita bisa produksi pupuk organik lagi karena nitrogenik juga sudah tidak ada subsidi mudah-mudahan kita bisa bersaing dengan pupuk organik yang lain".


"Desa Mungli sudah berjalan 2 tahun berjalan, kita menyiapkan agen hayati untuk pengendalian hama dan penyakit, yaitu Beauveria dan Pgpr sehingga nanti bisa membantu petani yang ada di sini agar tidak hanya mengandalkan obat-obatan kimia, tapi bisa mengendalikan secara alami," jelasnya. 

Gatot Sukamto melaporkan, Hasil pengamatan pada pertemuan ke-6 SL IPDMIP Desa mungli Kecamatan Kalitengah, "Pada pengamatan yang kedua di lahan Pak siswandi dengan varietas Inpari 42, umur tanaman 38 hari setelah tanam (HST), dalam pengamatan kami sebagai berikut; rumpun pertama anakan 17 tinggi 95 yang ditemukan hanya tomcat satu ekor, rumpun kedua anakan 20 tinggi 104 cm yang ditemukan tidak ada apapun, rumpun yang ketiga anakan 24 tinggi 95 cm yang ditemukan ada bercak di daun, rumpun keempat anakan 20 tinggi 95 cm yang ditemukan ada bercak di daun, rumpun kelima anakan 23 tinggi 120 cm yang ditemukan ada bercak juga ada kepik helm 2 ekor, rumpun keenam anakan 27 tinggi 98 cm yang ditemukan kepik 2 ekor dan ada bercak di daun, rumpun ke-7 anakan 28 tinggi 97 cm yang ditemukan kepik helm 3 ekor, rumpun ke-8 anakan 28 tinggi 98 cm yang ditemukan tomcat dan ada bercak di daun rumpun ke-9 anakan 28 tinggi 99 cm yang ditemukan kepik hrlm 2 ekor, rumpun yang terakhir rumpun ke-10 anakan 19 tinggi 102 cm yang ditemukan kepik helm 2 ekor".


"Kesimpulan dari kelompok 1 tanaman tersebut aman karena banyak musuh alami seperti tomcat dan kepik helm," tambahnya.

Dalam pembahasan, Khusnunnisa menyampaikan "dari hasil pengamatan Kelompok 1, dalam 10 rumpun rata-rata WBC 0 ekor, kumbang helm 1 ekor/rumpun dan Tomcat 0,5 ekor/rumpun. Maka dapat disimpulkan masih aman, karena musuh alami lebih banyak dari OPT nya".

"Kelompok 2, ditemukan WBC 0,5 ekor/rumpun, tomcat 0,9 ekor/rumpun, kumbang helm 1 ekor/rumpun dan laba-laba 1 ekor/rumpun. Di kelompok 2 ini juga termasuk masih aman karena ditemukan musuh alami daripada OPT nya. Sedangkan dikelompok 3 tidak ditemukan OPT, hanya bercak daun" jelas Khusnun.

Di akhir pembahasan, Khusnun memberikan rekomendasi pengendalian untuk lahan laboratorium lapang ini adalah dengan penyemprotan Agens Hayati rutin untuk pengendalian alami dan penyemprotan OPT blast.

Sudarto menegaskan, "Di Desa Mungli sudah disediakan Agens Hayati, saya mohon dimanfaatkan dan disemprotkan di Tanaman padi saat pagi atau sore hari. Kita lakukan pencegahan atau antisipasi dulu dengan Agens Hayati, jangan diikit-dikit disemprot dengan racun atau pestisida". 

"Kita juga supaya melakukan pengamatan secara teratur, jangan hanya dilihat dari atas pematang lahan," pinta Sudarto mengakhiri sambutannya.

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,

Pupuk Langka, Petani Kalitengah Praktek Bikin Pupuk Organik

On Juni 21, 2022

Petani Kalitengah peserta sekolah lapang IPDMIP Desa mungli Kecamatan Kalitengah mengikuti praktek pembuatan pupuk organik padat (POP) dari Kotoran hewan (Kohe) dan limbah pertanian. selain itu, peserta juga praktek membuat mikroorganisme lokal (MOL) dari buah-buahan yang tidak dimanfaatkan lagi untuk dijadikan pupuk cair dan dekomposer sebagai bahan pengurai limbah menjadi pupuk organik. Sekolah lapang pertemuan ke-3 ini diadakan di Gudang Pupuk Desa Mungli, hari Selasa (21/6). 

Menurut Sudarto koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kalitengah, untuk membuat pupuk organik padat ini dibutuhkan bahan-bahan yang bisa kita cari di lingkungan kita diantaranya kotoran kambing atau sapi, sekam atau sekam bakar, dolomit atau kapur pertanian, daun-daunan hijau atau sejenis legum kemudian kita campur dan dikocor dengan dekomposer EM4".

"Kita praktek membuat pupuk organik ini dalam rangka memenuhi kebutuhan pupuk yang saat ini dirasa masih kurang (langka) selain itu kita juga memanfaatkan bahan-bahan lokal yang ada di sekitar kita untuk membuat pupuk," tambah Sudarto. 

Sudarto mengungkapkan "Dahulu nenek moyang kita dulu menggunakan pupuk organik dalam budidaya pertaniannya. Karena kondisi pupuk subsidi kurang, maka kita menggalakkan penggunaan bahan organik untuk tetap menjalankan usaha pertanian dalam pemenuhan kebutuhan pangan". 

"Dengan diadakannya sekolah lapang dengan pemberian materi dan praktek pembuatan pupuk organik ini, masing-masing petani bisa membuat pupuk organik sendiri di rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang ada, seperti kotoran sapi, kambing, kelinci maupun ayam," harap Sudarto. 

"Pemakaian pupuk organik sangat dianjurkan, untuk memperbaiki sistem budidaya, menghasilkan produk yang aman, melestarikan lingkungan dan mengurangi pemakaian pupuk kimia Secara berlahan, walaupun belum bisa 100% pindah dari pupuk kimia bke pupuk organik," Pungkas Sudarto. 

Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,

Camat Kalitengah Dukung Potensi Waduk Desa Sugihwaras sebagai Wisata Air

On November 03, 2021

Kalitengah - Waduk di Desa Sugihwaras waras ini berpotensi dikembangkan menjadi wisata air, seperti pengembangan permainan air, demikian disampaikan Camat Kalitengah Ir. H. Mulkan, MM saat memberikan sambutan pembinaan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) Se Kecamatan Kalitengah yang bertempat di Dusun Pengkol Desa Sugihwaras Kecamatan Kalitengah. 


"Waduk Sugihwaras berpotensi menjadi wisata air, tetapi harus dibenahi dulu, enceng gondoknya harus dibersihkan dahulu", jelas Pak Camat Mulkan. 

Asosiasi kelompok wanita tani Kecamatan Kalitengah diajak Camat Kalitengah untuk mendukung program Kalitengah penuh bunga dengan melakukan pembibitan Sayuran, buah dan juga bunga.

"Kita kembangkan wisata kuliner, wisata alam dan agrowisata di Kecamatan Kalitengah. Ketika orang Lamongan atau luar Lamongan wisata, setelah wisata mencari makan nanti mencarinya ke Kalitengah," harap H. Mulkan. 



Kartono (085745135415): PPL Kec. Kalitengah Kab. Lamongan,

SL IPDMIP ke 2, Koordinator BPP Tegaskan Pentingnya Penggunaan Pupuk

On April 12, 2019

SL IPDMIP ke 2, Koordinator BPP Tegaskan Pentingnya Penggunaan Pupuk

BPP Kalitengah mengadakan kegiatan SL IPDMIP pertemuan ke 2 Jumat (12/4/2019). Pada kegiatan yang ke dua ini Koordinator BPP Kalitengah Sudarto, SP tegaskan pentingnya penggunaan pupuk organik  pada tanaman. Kegiatan yang diadakan di Desa Canditunggal Kec. Kalitengah ini diikuti sekitar 30 orang petani.

Mengawali kegiatan IPDMIP ini, Sudarto, koordinator BPP Kalitengah menyampaikan, tanah kita saat ini sudah sakit, daya dukung lahan mengalami penurunan. Hal ini ditandai  semakin lama tanaman membutuhkan semakin banyak pupuk, tetapi produksi semakin lama semakin turun, maka kami berharap petani kembali menggunakan pupuk organik untuk budidaya Pertanian. Pupuk organik sangat dibutuhkan oleh tanaman kita karena mempunyai kandungan unsur hara makro dan mikro yang lengkap.

"Pemberian pupuk organik dalam 1 ha diusahakan minimal 5 kwt untuk sekali tanam"

"Pupuk kimia akan mudah diserap tanaman apabila pupuk organik yang diberikan cukup" tegas Sudarto.

Selain materi pengolahan tanah, juga diberikan materi tentang sistem tanam jajar legowo Super. Materi ini disampaikan penyuluh pendamping Desa Canditunggal, Rizqi.